Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020

Nelangsa

Aku adalah gugusan bintang Yang terlihat indah di kegelapan malam Namun sayang tak seorang pun mengindahkan nya Dan lenyap ketika di sandingkan dengan fajar Aku adalah jingga di renjana Yang tak terasa hangat ketika secarik rindu Tersapu singkat oleh kedatangan malam Harus menjadi apakah aku dimatamu agar aksara aksara ku dapat kau baca Sehingga menjadi parasasti kenang Yang menghidupkan hari harimu Apakah tak ada kebetulan kebetulan Yang menjadi momen di buku takdirmu Aku nyaris mati Terhunus tajam nya belati harap Aku di buat tak berdaya oleh doa doa yang tak tersampaikan Pernah kau merasakan sebait hujan Yang membasahi dedaunan dan menumbuhkan kenang di Minggu pagimu seperti nya aku akan menjadi Kelopak kelopak bunga seruni Yang berguguran disapu badai bulan November Bersama mencair nya salju abadi di pelupuk mata Hadir mu yang sebentar Mampu menyembuhkan luka yang bernanah tahunan Namun kesingkatan hadirmu Membuat nelangsa ku di tahun tahun kemudian Aku akhirnya dipaksa

Kami Gelap

Beberapa sajak terpatri mudah Ketika semesta membasahi tanah tandus Di terik musim panas di pertengahan tahun Aku seorang anak manusia Yang tak takut mati Tapi aku lebih berpikir Bahwa lebih baik untuk tidak terlahir di dunia ini Sisi gelap dunia mengajarkan ku banyak hal Dia membuat aku tumbuh Menjadi manusia yang tidak memiliki kepedulian dan rasa empati Bahkan rasa sakit karena tertebas samurai preman pasar pun Menjadi sangat nikmat ketika di jahit dan di bersihkan dengan alkohol Berapa banyak lagi memar yang harus didapat Berapa banyak lagi darah yang harus diteteskan Bertarung dan teruslah bertarung Menjadi rutinitas malam yang tak kunjung usai Segini nya ya cari duit...itu Jika aku tak kuat aku Takan hidup Namun jika aku terlalu kuat lawanku yang berhenti hidup Manusia bisa jadi mesin pembunuh jika sudah berurusan dengan materi Jika kau menanyakan hati nurani...? Ia telah lama mati Di bunuh oleh doa doa usang yang tak pernah terwujud... Apa kau tak takut dosa...? Boho

Katarsis

Malam itu aku duduk di tepi danau terbesar di kota ini Berlatar bukit berbatu Dan ilalang yang tinggi melintang Di tepi sebelah selatan danau Aku melihat dermaga rusak Yang tak pernah lagi di singgahi perahu Padahal beberapa tahun lalu Dermaga itu baru saja di bangun Dan kerap di singgahi perahu pengunjung Dan aku pernah mengabadikan potret senja di sana... Meski tertutup hujan Pelan pelan ku buka buku catatan ku Dan mengambil pulpen yang mulai kuraut Heh...padahal itu hal konyol yang di lakukan Aku mulai menulis aksara usang Dengan tintah darah.... Yang ku basahi dengan sedikit lukisan air mata Bulan purnama nampak tercermin di air danau Yang bening Di belakang rimbun ilalang nampak kunang kunang sedang melakukan tarian kematian Ku tanya siapa....yang mati dan untuk apa dirayakan..? Dengan manis kunang kunang dan ilalang serta langit malam ikut menjawab bersamaan Hatimu hatimu yang telah mati.... Setangkai daun Memberiku selamat dan tersenyum bersama pohon akasia Yang Bers

Bintang Di Ufuk Timur

Semenjana fajar tiba Berusaha membangunkan hati yang lelah Dan pejam mata yang masih terasa basah Karena berselimut rinai hujan Di tepi harap Sembari membuka jendela yang telah lama tertutup Pelan pelan ku hirup udara yang masih terasa dingin Terlihat di langit sana Ada bintang terang di ufuk timur Sebentar lagi kataku Aku ingin sebentar lagi menutup harap ku Dengan mimpi indah yang baru saja ku nikmati Namun fajar enggan mendengar kan celoteh ku Bahkan gerimis ikut bertamu di pagi buta Kian samar samar gerombolan awan hitam mulai menutup langit Bintang Venus cantik itu mulai tersamarkan oleh bayang bayang hujan Apa aku masih bermimpi Waktu cepat sekali berlalu Air mata yang mulai kering perlahan lahan kusapu Bersama sepenggal doa yang kulambungkan tinggi tinggi Beriring angin hujan yang menerbangkan nya entah ke belantara danau mana...? Pagi dingin sekali Tangan dan pundak ini dibuat gigil Apakah hujan ini sedingin salju abadi di kutub Utara Tak tau juga.... Aku merangkai

Sejauh ini masih sakit

Ini bukanlah lagi tentang luka percintaan Ternyata ada banyak rasa sakit yang harus kurangkul dengan baik Karena suatu saat tidak ada kata lain kali Hujan hari ini Gemuruh begitu merdu terdengar di langit Dan rintik hujan yang turun terdengar bagai denting piano syahdu Ingin menangis rasanya Tak tau juga kenapa...? Dunia terasa sangat tenang Bahkan terlalu tenang hingga dapat ku dengar Suara lirih tentang sakit yang belum sembuh Di depan indo April Di bangku besi yang cukup berkarat Ditemani kopi hangat Dan sebungkus Magnum blue (iya...ini sedang ekonomi sulit) Bahkan aku berpikir untuk beralih ke linting agar lebih terjangkau Hanya untuk memenuhi asupan nikotin Memang lelah Saat ini tak ada tujuan apapun Menjalani semua dengan ketidakpastian Entah apa yang akan terjadi besok...? Apa aku akan mati...? Dengan menanggung rasa sakit yang enggan sembuh Bukan karena aku merawat nya Aku sudah mencoba berbagai cara Namun nihil Sakit nya pun menjalar kemana-mana Bukan hanya fisik n

Obrolan singkat di muara kintap

Sudah bersusah payah...? Aku sedang di lembaran mana..? Di paragraf apa..? Pernah kah terpikir olehmu.. Pencapaian apa yang sudah kau capai selama ini Atau kau hanya membuang-buang waktu untuk hal yang tidak penting Aku tak tau....! Ada bagian yang membuat ku merasa selalu gagal Ada bagian dari diri ini yang merasa terlalu jauh tersesat Kala itu Hari mulai petang Sebentar lagi senja akan datang Aku duduk di sebuah bangku di tepi pantai Sembari meneguk kopi hangat☕ Yang tak tau mengapa Rasa nya sangat pahit Namun tak sepahit akan sebuah kehilangan Ku pandang di ujung garis pantai Dari jauh terlihat kapal batubara melintas bergandengan Dan di sudut lain kulihat perahu nelayan Baru pulang dari melaut Senja jingga berangsur-angsur muncul terlihat begitu megah Ada rasa sesak di dada di iringi aroma kopi yang mulai terasa sangat familiar Ku tengok di sebelah ku tak ada siapa siapa Aku sendirian...๐Ÿ˜ Tepat di pukul 18:00 Satu persatu butiran air berjatuhan Senja jingga seketika be

Ekspektasi dan Realita

Ternyata kadang kenyataan tidak berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan Ketika apa yang kita mau Ditolak oleh takdir Kita hanya akan jadi perkara perkara ke inginan yang mustahil untuk di semogakan Aku ingin cerita dikit lah... Ketimbang cerita blog ini kosong Iya... Beberapa bulan lalu Aku ngeliat cewek tuh Ngeliat di Instagram ๐Ÿ˜Š Kulihat foto-fotonya Matanya mirip banget kaya mataku Hingga aku merasa dia cocok untuk ku  (ngarep) Langsung tuh aku follow lah dia Mumpung masih sendiri Padahal banyak yang aku dekati  tapi aku ga serius cuma buat teman aja Lumayan lah kalo jalan-jalan ada yang ngisi di belakang Ga ngenes amat sendiri Ada teman ngobrol maksudnya Hampir 1 tahun lah aku udahan Dengan mantan aku Awal nya aku ngebucin parah Dan ga percaya lagi dengan yang namanya cinta Semenjak putus dan terluka karena cinta Seketika itu juga aku jadi puitis dan motivator patah hati Instagram isinya tentang kata kata motivasi buat orang-orang yang tersakiti Dan kadang aku jad

Fase baru aku ingin hidup 1000 tahun lagi

Hai sudah lama aku ga nulis di blog ini Iya... Maaf banget sebelumnya aku ngebucin parah...๐Ÿ™ƒ Hingga ngerasa semua nya hancur berantakan Sepertinya Tahun ini sangat lah berat di lalui Mulai kehilangan orang yang di sayang  kehilangan pekerjaan  kehilangan arah tujuan hidup  pokok nya parah banget  yang terparah aku kehilangan seseorang yang jadi panutan ku  lebih tepat nya Guru ku guru dalam arti sebenarnya  beliau yang banyak memberikan petunjuk dan nasehat saat aku patah hati terpuruk dan hancur berantakan๐Ÿ˜– Di tengah wabah covid ini beliau pulang duluan ketempat dimana beliau sangat rindukan Saat itu lah aku berasa kosong banget  Sempat terpikir untuk tertidur selama lamanya Namun saat itu beliau hadir di mimpiku beliau sangat marah dan sedih melihat ku yang putus asa dan mulai menjadi orang jahat dan ga peduli orang sekitar Iya... Aku sangat kehilangan arah Aku mulai mencoba meneguk Amer Untuk meredam depresi Mulai mainin perasaan cewek Untuk mengisi hati yang kosong Mu